Glitter Words

Senin, 15 Juni 2009

Kyokushin kaikan

Kyokushin kaikan


Kunka, logo Kyokushin kaikan
Kyokushin

Karateka Kyokushinkai sedang mengucapkan janji karate.
Fokus Menyerang
Tingkat kekerasan full-contact; boleh menendang dengan kaki atau lutut ke arah kepala, tetapi tidak boleh memukul atau menyikut kepala dan leher. Serangan sekeras-kerasnya, boleh menciderai lawan.
Negara asal Bendera Jepang Jepang
Pencipta Masutatsu Oyama
Seni pendahulu Goju Ryu, Shotokan, Daito Ryu, dan banyak lainnya
Praktisi ternama Andy Hug, Bas Rutten, Georges St. Pierre, Dolph Lundgren, Glaube Feitosa, Francisco Filho, Sean Connery, Flemming Jensen, Mariusz Pudzianowski, Kenji Midori

Kyokushin kaikan (極真会館 ?) adalah sebuah aliran karate yang didirikan oleh Masutatsu Oyama (大山倍達 Ōyama Masutatsu?). Aliran ini menekankan latihan fisik dan full-contact kumite, yakni latih-tanding (sparring) tanpa pelindung. Kyokushin memiliki arti kebenaran tertinggi, yang diyakini oleh Mas Oyama sebagaimana karate itu seharusnya diajarkan dan dipelajari. Kurikulum Kyokushin menekankan pada pertarungan realistik dan kekuatan fisik.

Sejarah

Asal mula

Masutatsu Oyama, pendiri aliran Kyokushin, lahir sebagai seorang Korea yang bernama Choi Hyung Yee. Sewaktu kecil di Korea, beliau mempelajari seni bela diri Korea yang bernama Chabee. Chabee mendapat pengaruh dari seni bela diri Tiongkok "Seni 18 Telapak Tangan" yang dikembangkan lebih lanjut oleh orang Korea menjadi Chabee. Sejak kecil, Choi Hyung Yee bukanlah seorang anak yang diam saja dan bersabar kalau diganggu. Ia sering terlibat dalam perkelahian, apalagi bila ia atau teman-temannya diganggu. Kepribadian yang agresif inilah yang ia wariskan ke Kyokushin menjadi sebuah aliran yang menekankan offense, dan pentingnya menjatuhkan lawan secepat mungkin.

Pada masa Perang Dunia 2, Choi Hyung Yee pindah ke Jepang dan mendaftarkan diri sebagai mekanik pesawat tempur. Di Jepang, ia tinggal bersama keluarga perantuan dari Korea dan mengadopsi nama keluarga mereka, Oyama. Pada saat itu banyak orang perantauan yang mengadopsi nama Jepang agar mudah berbaur dan diterima masyarakat Jepang. Setelah perang usai pada tahun 1945, beliau mempelajari karate Shotokan dari guru besar Gichin Funakoshi. Pada saat yang bersamaan, beliau bertemu dengan sesama perantauan dari Korea bernama So Nei Chu. So Nei Chu mewarisi Goju-Ryu dari Gogen Yamaguchi, dan Mas Oyama mempelajari Goju-Ryu dari So Nei Chu.

Sewaktu di Jepang, kepribadian yang agresif dan tidak mau kalah masih melekat kuat pada diri Oyama muda. Di Tokyo, ia sering terlibat perkelahian dengan para gangster Jepang maupun tentara Amerika yang bertugas di Jepang. Ia pernah secara tidak sengaja membunuh seorang gangster Jepang yang terkenal ahli menggunakan pisau (Akhirnya beliau dibebaskan dari tahanan dengan alasan membela diri). Oyama juga dijuluki "Superman dari Timur" oleh masyarakat setempat karena sering membela orang-orang lokal dari tentara Amerika yang berbuat onar. Setelah beberapa saat, Tokyo menjadi tidak aman lagi bagi Mas Oyama, karena beliau dicari oleh banyak pihak yang ingin membalas perbuatannya. Atas saran So Nei Chu, Mas Oyama akhirnya mengasingkan diri ke sebuah gunung untuk merenungkan tujuan hidupnya.

Selama dalam pengasingan, beliau hidup sebagai layaknya seorang Yamabushi (Prajurit Biksu). Menghadapi kerasnya tempaan alam, ia banyak mendapat inspirasi dari kisah hidup Miyamoto Musashi, seorang ahli pedang tersohor di Jepang. Setiap hari beliau berlatih mendalami ilmu bela diri serta bermeditasi untuk merenungkan hidupnya. Setelah beberapa saat, beliau merasa latihan di gunung sudah cukup dan memutuskan untuk turun ke kota.

Mas Oyama mengikuti kejuaraan karate dan menjadi juara. Akan tetapi, ia masih merasa kecewa dengan kemampuan yang dimilikinya. Merasa masih belum mampu menerapkan apa yang telah dipelajarinya pada pertarungan yang sesungguhnya, Mas Oyama mencukur habis rambutnya dan sekali lagi naik ke gunung untuk berlatih.

Setelah lebih dari setahun di gunung, Mas Oyama akhirnya turun untuk menguji hasil dari latihannya. Di sebuah desa, ada seekor banteng yang akan dijagal. Ia meminta ijin untuk menjatuhkan banteng tersebut dengan tangan kosongnya. Akan tetapi, beliau gagal pada usaha pertamanya. Setelah dipukul, banteng tersebut marah dan mengobrak-abrik kerumunan orang-orang di sekitarnya. Mas Oyama tidak menyerah. Ia berhari-hari mempelajari banteng-banteng tersebut. Setelah itu, beliau mencobanya lagi. Banteng tersebut jatuh dengan sekali pukul ke arah kepalanya. Berita tentang seorang karateka menjatuhan banteng dengan kepalan tangannya menyebar dengan cepat. Selain itu, beliau juga mengadakan perjalanan keliling Asia Tenggara mengadakan demo dan menantang banyak aliran di dalam maupun luar Jepang. Hal ini menimbulkan banyak sensasi dan mempopulerkan Karate di dunia internasional.

Dengan modal ketenaran inilah, Mas Oyama lalu mendirikan sebuah dojo karate di Tokyo. Karate di dojo ini menekankan pentingnya latihan full-contact kumite (latih-tanding tanpa pelindung). Menurutnya, full contact kumite merupakan hal yang penting untuk mengasah semangat dan ketrampilan berkelahi. Hal ini sempat menimbulkan ketegangan dengan tetua-tetua dari aliran karate lain yang berpendapat bahwa praktek aplikasi karate secara langsung itu berbahaya dan tidak perlu.

Puncak ketegangan ini muncul pada tahun 1960-an. Pada waktu itu, petinju Muay Thai menyatakan bahwa Thai Boxing adalah seni bela diri yang terkuat, dan ia telah mengalahkan banyak wakil aliran bela diri, termasuk karate Jepang (Pada waktu itu, karate sedang populer di dunia internasional, dan petinju Muay Thai ini ingin memanfaatkan kesempatan untuk mencari nama). Petinju Muay Thai tersebut meminta wakil resmi dari Jepang untuk menjawab tantangannya. Sikap resmi dari aliran-aliran Karate di Jepang adalah untuk tidak melayani tantangan tersebut, karena tujuan dari Karate adalah untuk membina mental dan salah satu dari perwujudan penempaan mental tersebut adalah untuk menghindarkan dari perkelahian yang tidak perlu. Akan tetapi, Mas Oyama berpendapat bahwa "Karate memang bukan untuk mencari masalah. Tetapi apabila masalah itu datang dengan sendirinya, lari dari masalah adalah tindakan pengecut". Ia mengirim 3 murid terbaiknya ke Thailand untuk bertanding dengan aturan Muay Thai. Dua dari tiga muridnya tersebut menang dan mereka kembali ke Jepang dielu-elukan sebagai pahlawan yang mengangkat harga diri Jepang. Hal ini menambah ketegangan antara aliran Oyama ini dengan aliran-aliran Karate yang lain, sehingga banyak aliran lain yang menjuluki aliran Oyama sebagai "bukan Karate" dan "ilmunya para berandalan".

Mas Oyama tidak ambil pusing atas tanggapan tersebut. Ia secara resmi mendirikan Kyokushin yang berarti kebenaran tertinggi yang beliau yakini sebagaimana Karate seharusnya diajarkan dan dipelajari. Ia mengadakan turnamen-turnamennya sendiri merespon dilarangnya Kyokushin mengikuti pertandingan-pertandingan Karate. Meski di-'anak-tiri'-kan, Kyokushin berkembang pesat di dalam maupun di luar Jepang, terutama karena beberapa generasi pertama Kyokushin banyak menantang berbagai aliran bela diri di Asia maupun di negara-negara Barat.

1964 hingga 1994

Setelah Kyokushin kaikan resmi dibentuk, Oyama memimpinnya untuk melakukan ekspansi. Oyama memilih instruktur-instruktur yang menurutnya mampu mempertunjukkan kemampuan dan gaya bertarung Kyokushin untuk merekut anggota baru. Pada awalnya, instruktur-instruktur itu ditugaskan untuk membuka dojo di kota lain di Jepang. Di sana instruktur tersebut akan memamerkan kemampuan mereka di area-area publik, misalnya di gymnasium, di gym milik polisi (di mana para atlet judo biasa berlatih), di taman, atau di festival-festival lokal.

Selain di jepang, Oyama juga menyebarkan instruktur-instrukturnya ke negara lain, misalnya ke Belanda (Kenji Kurosaki), Australia (Shigeo Kato), Amerika Serikat (Tadashi Nakamura, Shigeru Oyama and Yasuhiko Oyama, Miyuki Miura), dan Brazil (Seiji Isobe) untuk menyebarkan Kyokushin dengan cara yang sama seperti di Jepang. Pada tahun 1969, Oyama menyelenggarakan First All Japan Full Contact Championships di Jepang. Selain itu, pada thaun 1975, ia juga menyelenggarakan First Open Full Contact World Karate Championships. Sejak saat itu, pertandingan berskala internasional diadakan secara berkala setiap empat tahun sekali.

Setelah Oyama meninggal, International Karate Organization (IKO) Kyokushinkaikan mengalami perpecahan. Perpecahan disebabkan karena konflik tentang siapa yang akan menggantikan Oyama sebagai Chairman, serta tentang masa depan struktur dan filosofi organisasi. Hingga saat ini, masalah belum dapat dipecahkan. Shokei (Akiyoshi) Matsui sempat diperkirakan menjadi penerus Oyama setelah ia mengklaim bahwa ia memiliki hak intelektual atas semua merek dagang, simbol, dan nama Kyokushin. Namun ternyata sistem legal Jepang mengharamkan tindakan itu sehingga Shokei Matsui dipaksa mengembalikan semua hak intelektual Kyokushin kepada keluarga Oyama.

Kyokushin Saat Ini

Kematian Oyama meninggalkan perpecahan di tubuh organisasi Kyokushin. Kelompok-kelompok ini saling mengklaim memiliki otoritas untuk mewakili Honbu (markas/headquarters) yang asli.

Cabang-cabang baru yang memiliki gerakan dan teknik yang sama, namun dengan nama berbeda, lahir. Banyak juga dojo-dojo yang mengajarkan kurikulum Kyokushin meskipun tidak memiliki ikatan formal dengan organisasi. Meskipun sulit untuk dihitung secara pasti, diperkirakan jumlah murid yang mempelajari aliran Kyokushin atau aliran cabangnya telah mencapai jutaan orang.

Istri Oyama meninggal bulan Juni 2006 setelah lama mengidap penyakit. Berdasarkan sistem hukum di Jepang, hak intelektual milik Oyama diturunkan kepada anak perempuannya yang bernama Kikuko (dikenal pula dengan nama Kuristina).

Tehnik dan latihan

Latihan Kyokushin terdiri dari tiga elemen utama yang disebut sebagai 3K: (1) kihon (teknik), (2) kata, dan kumite (latih tanding).

Kihon

Kihon berarti teknik atau gerakan-gerakan dasar. Sistem latihan kyokusin dibuat berdasarkan karate tradisional seperti Shotokan dan Goju-ryu dengan beberapa teknik tambahan yg diadaptasi dari seni beladiri lain seperti tinju dan kickboxing saat kumite. Kyokushin juga memiliki banyak teknik orisinal yang tak ditemui pada aliran karate lainnya.

Kata

Kata adalah kombinasi gerakan-gerakan yang dilatih secara berulang-ulang. Diharapkan dengan latihan itu, karateka dapat refleks mengeluarkan kombinasi dalam pertarungan.

Kata Utara

Kata utara dipengaruhi oleh aliran Shotokan yang dipelajari Mas Oyama dari Gichin Funakoshi

  • Taikyoku sono ichi
  • Taikyoku sono ni
  • Taikyoku sono san
  • Pinan Sono Ichi
  • Pinan Sono Ni
  • Pinan Sono San
  • Pinan Sono yon
  • Pinan Sono Go
Kata khusus/unik
Kata selatan

Kata selatan dipengaruhi oleh aliran Goju Ryu yang dipelajari Oyama dari So Nei Chu dan Gogen Yamaguchi.

  • Sanchin
  • Gekisai Dai
  • Gekisai Sho
  • Tensho
  • Saifa
  • Seienchin
  • Seipai
  • Yantsu
Unik

Kyokushin memiliki beberapa kata yang tidak ditemui pada aliran lainnya, di antaranya Garyu, Yantsu, Tsuki no kata. Garyu diciptakan oleh Mas Oyama. Nama "Garyu" sendiri berasal dari nama kampung di mana Oyama lahir. Tsuki no kata juga salah satu kata unik Kyokushin, namun masih diperdebatkan siapa penciptanya. Teori yang paling umum adalah bahwa kata ini diciptakan oleh Tadashi Nakamura sebelum ia memisahkan diri dari organisasi Kyokushin.

Ura kata

Beberapa kata juga dilakukan dalam bentuk "ura". Ini berarti bahwa pada setiap langkah, salah satu kaki harus diputar (tergantung arah dan posisi terakhir). Ura kata dikembangkan oleh Oyama untuk melatih keseimbangan dan kemampuan pertarungan multi-arah

Kumite

Karateka junior Kyokushin menendang kepala lawannya dalam sebuah pertandingan.

Kumite (sparring) digunakan untuk melatih aplikasi berbagai gerakan dalam situasi pertarungan yang sesungguhnya. Kumite merupakan bagian penting dalam latihan Kyokushin, terutama bagi mereka yang sudah bertingkat tinggi.

Dalam kyokushin, baik pembina maupun warga (murid) harus melakukan kumite dengan keras agar mereka siap menghadapi pertarungan yang sesungguhnya. Tidak seperti jenis karate lain pada umumnya, Kyokushin menekankan pentingnya latihan full contact, tanpa menggunakan sarung tangan, pelindung badan, atau pelindung kepala (kecuali pelindung kemaluan bagi laki-laki). Beberapa perguruan mewajibkan penggunaan pelindung untuk warga yang masih berumur belia (kecil).

Dahulu, kumite dalam Kyokushin benar-benar dibuat menyerupai pertarungan nyata, serangan ke kepala boleh dilakukan baik dengan pukulan maupun tendangan. Namun ternyata hal ini membuat banyak murid cidera, disebabkan terutama akibat diperbolehkannya pukulan ke arah kepala. Akhirnya sekarang baik pada kumite maupun kejuaraan, pukulan ke arah muka dilarang, namun tendangan dan serangan lutut ke kepala dan leher tetap diperbolehkan.

Dalam budaya pop

Video game

Jin Kazama dari game Tekken bertarung menggunakan gaya Kyokushin Karate pada game Tekken 4, Tekken 5, dan Tekken 5: Dark Resurrection. Dia terlihat melakukan Yantsu dan pinan sono yon kata pada mode demonstrasi (demonstration modes) di game ini. Paul Phoenix, karakter lain dari game yang sama, juga terlihat menggunakan gaya Kyokushin.

Kadonashi Shintaro dari game Urban Reign juga menggunakan gaya bertarung Kyokushinkai. Begitu pula dengan Hitomi (Dead or Alive, Dead or Alive 3, Dead or Alive 4), Solara (Marvel Nemesis: Rise of the Imperfects)

Dalam game Art of Fighting, Fatal Fury, King of Fighters, terdapat sebuah aliran beladiri fiksional yang bernama Kyokugenryu Karate yang dibuat berdasarkan aliran Kyokushin.

Film

Sebuah film trilogi yang dibintangi oleh Sonny Chiba, karya sutradara Kazuhiko Yamaguchi diproduksi di Jepang antara tahun 1975 hingga 1977: Champion of Death, Karate Bearfighter, dan Karate for Life. Chiba memerankan Master Oyama yang tampil dalam dua dari tiga film di atas.

Film James Bond "You Only Live Twice," diperankan oleh Sean Connery, banyak mengambil tempat di Jepang dan menampilkan demonstrasi karate oleh beberapa murid Kyokushin terkenal, termasuk di antaranya Shigeo Kato (orang yang memperkenalkan Kyokushin ke Australia) dan Fujihara (salah satu petarung yang dikirim Mas Oyama untuk memenuhi tantangan petarung Muay Thai di tahun 1964).

Fighter in the Wind (Bahasa Korea: 바람의 파이터), film Korea Selatan buatan tahun 2004 menceritakan kisah fiksi Choi Yeung-Eui (최영의) yang pergi ke Jepang semasa Perang Dunia II untuk menjadi pilot pesawat tempur. Namun di sana, ia malah menjadi petarung karate dan mengubah namanya menjadi Masutatsu Oyama (大山倍達). Ia pergi mengembara ke seluruh Jepang dan mengalahkan banyak petarung bela diri di sana. Film ini lebih banyak menceritakan kisah Mas Oyama (dengan bumbu fiksi) ketika masih remaja dan mengembangkan aliran beladirinya yang terkenal: Kyokushin.

Praktisi terkenal

Wado-ryu

Wado-ryu

Wado-ryu atau Wadoryu atau Wado Ryu (和道流) atau Wado saja adalah sebuah aliran Karate dari Jepang. Aliran ini diciptakan oleh Hironori Otsuka pada tahun 1934. Ia menggabungkan teknik dari seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu dengan seni beladiri Okinawan Karate yang dipelajarinya dari Funakoshi (pendiri Shotokan Karate), Kenwa Mabuni (pendiri Shito-ryu Karate) dan Choki Motobu (tokoh Okinawan Kenpo).

Atas jasa-jasa beliau dalam mempopulerkan Karate dan Jujutsu, Hironori Otsuka diberi penghargaan oleh Kaisar Jepang pada tahun 1970-an, dan sebelum wafatnya pada tahun 1982, beliau dianugerahi gelar "Meijin Judan" (manusia bijaksana, DAN-10) oleh keluarga kaisar. Sepeninggal beliau, organisasi Wado-ryu terpecah menjadi tiga yaitu Wado-ryu Renmei yang dipimpin oleh Jiro Otsuka, Wado Kokusai Renmei yang dipimpin oleh Tatsuo Suzuki, dan JKF-Wadokai yang dipimpin oleh alm. Eichi Eriguchi.

Wado-ryu selain dikenal sebuah aliran karate juga dikenal sebagai aliran jujitsu, karena didalam syllabus Wado-ryu juga diajarkan jujitsu dari aliran Shindo Yoshin-ryu seperti disebutkan diatas. Ciri khas Wado-ryu adalah memiliki KATA berpasangan seperti yang dimiliki oleh jujutsu, untuk melengkapi KATA sendirian seperti yang lazim dimiliki oleh sebuah aliran karate.

Adapun KATA yang dimainkan didalam aliran Wado-ryu adalah: Pinan 1-5, Naihanchi, Seishan, Chinto, Kushanku, Bassai, Rohai, Niseishi, Jion, Jitte. Ada juga beberapa versi Wado dari Kata Gojushiho, Matsumura Rohai, Suparimpei dan Unsu, namun belum secara resmi diterima oleh semua perguruan Wado. Sedangkan KATA berpasangan yang diadopsi dari Jujutsu adalah: Idori no Kata, Gyakunage no Kata, Fujin Goshinjutsu, Yakusoku Kihon Kumitegata, Tantodori dan Shinken Shirahadori. Beberapa perguruan Wado juga menerapkan Ohyo Kumite dan Goshin Jutsu Ohyo, yaitu aplikasi dan variasi teknik-teknik Wado-ryu Karate dan Jujutsu untuk situasi beladiri.

Wado-ryu masuk ke Indonesia pada tahun 1968, dibawa oleh Bp. C.A. Taman, sekarang menjabat sebagai Guru Besar dari Wado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) dengan gelar Nanadan-Renshi (setingkat Professor Madya, DAN-7) dari markas besar JKF-Wadokai di Jepang. Ia ikut mendirikan FORKI pada tahun 1972, dan juga tercatat sebagai pendiri, guru besar dan ketua penasehat Goshinbudo Jujutsu Indonesia Club (GBI) http://www.geocities.com/gbi_club , salah satu organisasi Jujutsu di Indonesia.

Beberapa Karateka hasil bimbingan WADOKAI telah menyumbangkan prestasinya untuk bangsa Indonesia, antara lain Tommy Firman juara WUKO dan Hasan Basri juara Asian Games.

Shotokan

Shotokan


Shōtōkan
(松濤館流)

Negara asal Bendera Jepang Jepang
Pencipta Gichin Funakoshi (1868–1957)
Yoshitaka Funakoshi (1906–1945)
Seni pendahulu Seni bela diri China, seni bela diri Okinawa

Shotokan (松濤館流 Shōtōkan-ryū?) adalah sebuah aliran karate yang dikembangkan oleh Gichin Funakoshi (1868–1957) dan anaknya Gigo (Yoshitaka) Funakoshi (1906–1945). Gichin merupakan salah satu master karate (selain Kenwa Mabuni dan Chōki Motobu) yang memperkenalkan karate ke pulau utama Jepang pada tahun 1910-an dan 1920-an.Namun, anaknya lah, Gigō Funakoshi, yang lebih banyak berperan mempopulerkan karate. Funakoshi mendemonstrasikan karate di berbagai universitas, termasuk di Universitas Keio, Universitas Waseda, Universitas Hitotsubashi, Universitas Takushoku, Universitas Chuo, Universitas Gakushuin, dan Universitas Hosei. Funakoshi banyak memiliki murid yang melanjutkan perjuangannya mengajarkan karate Shotokan setelah kematiannya di tahun 1957.

Bacaan lanjut

  • Bruce Clayton. Shotokan's Secret: The Hidden Truth Behind Karate's Fighting Origins.
  • Harry Cook. Shotokan Karate: A Precise History.
  • Gichin Funakoshi. Karate-do Kyohan: The Master Text.
  • Gichin Funakoshi. Karate-do Nyumon: The Master Introductory Text.
  • Randall G. Hassell. Shotokan Karate: Its History and Evolution (Damashi, 1984). ISBN 0-911921-05-2.
  • Masatoshi Nakayama. Dynamic Karate.
  • Teruyuki Okazaki. Perfection of Character: Guiding Principles for the Martial arts & Everyday Life.
  • Rob Redmond. Kata: The Folk Dances of Shotokan.
  • John Sells. Unante: The Secrets of Karate (Panchita S. Hawley, 2nd ed. 2000) ISBN 0-910704-96-1 .

Karate

Karate


Karate
(空手)

Hanashiro Chomo
Nama lain Karate-dō (空手道)
Fokus Striking
Tingkat kekerasan Kontak penuh
Negara asal Bendera Jepang Japan (Ryukyu Islands dan Seni bela diri Cina kenpō dan kemudian dikembangkan di Jepang)
Pencipta Sakukawa Kanga; Matsumura Sokon; Itosu Anko; Gichin Funakoshi
Seni pendahulu Seni bela diri China, Seni bela diri asli dari Ryukyu Islands (Naha-te, Shuri-te, Tomari-te)
Olahraga Olimpiade Tidak

Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).

Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:

  1. Shotokan
  2. Goju-Ryu
  3. Shito-Ryu
  4. Wado-Ryu

Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.

Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".

Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".

Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:

  1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
  2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
  3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.

Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.

Teknik Karate

Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).

Kihon

Kihon (基本:きほん, Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.

Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.

Kata

Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.

Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.

Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.

Kumite

Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.

Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.

Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.

Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.

Pertandingan Karate

Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :

  1. Kumite (perkelahian) putera dan puteri
  2. Kata (jurus) putera dan puteri

Kumite

Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.

Kata

Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam peraturan pertandingan.

Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dan dapat memperagakan Kata pilihan.

Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.

Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:

  • Shotokan : Kankudai dan Jion.
  • Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
  • Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
  • Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.

Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas.

Luas lapangan

  • Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
  • Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.

Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.

Peralatan di dalam pertandingan Karate

Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan Karate

  1. Pakaian Karate (karategi) untuk kontestan
  2. Pelindung tangan
  3. Pelindung tulang kering
  4. Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
  5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
    • Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
    • Pelindung tubuh untuk kontestan putri
    • Pelindung selangkangan untuk kontestan putera
  6. Peluit untuk arbitrator/alat tulis
  7. Seragam wasit/juri
    • Baju putih
    • Celana abu-abu
    • Dasi merah
    • Sepatu karet hitam tanpa sol
  8. Papan nilai
  9. Administrasi pertandingan
  10. Lampu merah, hijau, kuning sebagai tanda waktu pertandingan dengan pencatat waktu (stop watch).

Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah pelindugn selangkangan untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.

Falsafah Karate

Rakka (Bunga yang berguguran)

Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.

Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)

Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danautersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.

Aliran Karate

Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.

Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:

Shotokan

Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

Goju-ryu

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

Shito-ryu

Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

Wado-ryu

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.

Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar JKF" antara lain adalah:

Kyokushin

Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

Shorin-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.

Uechi-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).

Taido

Taido

Pertandingan Taido

Taido(躰道) adalah seni bela diri dari Jepang yang didirikan oleh Seiken Shukumine pada 1965. Nama "Taido" berarti "caranya tubuh dan jiwa" (internal dan eksternal). Taido punya sisilah di karate Okinawa. Pertama Seiken Shukumine mendirikan Genseiryu karate pada 1950an, tetapi pada tahun 1960-an beliau menemukan bahwa aliran bela diri beliau sudah jauh menyimpang dari karate, dengan demikian beliau mendirikan aliran bela diri baru dangan nama Taido

Teknik Dasar

Taido memiliki lima bentuk teknik dasar yaitu:

Sen-tai
Tehnik-tehnik yang termasuk di bentuk ini mencangkup gerakan-gerakan yang menggunakan rotasi vertikal tubuh petarung untuk menghasilkan tenaga serang.
Un-tai
Bentuk ini mencakup tehnik-tehnik gerakan yang menggunakan berat tubuh petarung untuk menghasilkan tenaga serang, dengan cara menghentakkan kaki atau melompat
Hen-tai
Bentuk ini mempergunakan perubahan momentum yang dihasilkan oleh perubahan sumbu tubuh untuk menghasilkan tenaga serang, bentuk ini banyak digunakan untuk menyerang sekaligus menghindar dari serangan lawan.
Nen-tai
Bentuk ini mempergunakan rotasi horizontal tubuh petarung untuk menghasilkan tenaga serang.
Ten-tai
Bentuk ini menggunakan gerakan-gerakan akrobatik untuk menembus pertahanan lawan dan sekaligus menghasilkan tenaga serang. Back flip, roll dan back spring adalah contoh dari gerakan-gerakan yang digunakan dalam bentuk ini.

Filosofi

  1. Moto Taido adalah "menyerang sekaligus bertahan". Tidak seperti cabang-cabang bela diri lainnya, Taido lebih mementingkan "evasion" (menghindari serangan) sedangkan tangkisan hanya digunakan sebagai pilihan terakhir. Ide ini didasarkan pada kenyataan dimana pada pertarungan sesungguhnya, perbedaan berat tubuh antara petarung bisa melebihi 20 kg, sedangkan dengan perbedaan sebesar 10 kg saja tangkisan sudah tidak dianjurkan untuk digunakan.
  2. Menyerang dari sudut yang berbeda. Taido tidak menganjurkan serang langsung dari depan, melainkan memilih untuk menyerang bagian tubuh lawan yang tidak dijaga. Untuk mencapai tujuan ini, petarung taido tidak diam di satu tempat tetapi selalu bergerak memutari lawannya. Selain untuk mencari titik lemah lawan, tujuan dari gerakan memutar ini adalah untuk menyembunyikan gerakan tiba-tiba yang dapet diidentifikasikan lawan sebagai awal dari serangan.

Pertandingan

Ada lima kategori yang dipertandingkan di taido yaitu:

Hokei
Adalah rangkaian tehnik yang sudah dijadikan standar, kedudukan hokei di taido dapat disamakan dengan kedudukan Kata di karate.
Dantai-hokei
Mempertandingkan hokei yang dilakukan per tim, tim ini biasanya terdiri dari lima personil.
Tenkai
Kategori ini adalah pertandingan yang hanya dapat ditemukan di Taido. Tiap tim terdiri dari enam orang petarung, dan enam orang ini akan merangkai sebuah koreografi bela diri lima lawan satu. Pemeran utama di koreografi ini akan mengalahkan lima orang lainnya dalam waktu 30 detik. Kategori ini biasanya sangatlah spektakuler layaknya adegan film action bela diri.
Jissen
arti kata jissen adalah "pertarungan sesungguhnya" dengan demikian kategori ini dapat pula disamakan dengan sparring. Perbedaan taido dengan cabang bela diri lain dapat dilihat dari pertandingan ini. Karena lain dari bela diri yang lain, Taido tidak memiliki pembagian kelas berdasarkan berat tubuh, dan tidak juga menggunakan pelindung tubuh. Di kategori ini pula para petarung diuji dalam hal pengontrolan tehnik mereka, petarung diwajibkan untuk memukul lawan mereka menggunakan tehnik yang sempurna dengan kecepatan penuh namun secara terkontrol, mereka dilarang mencederai lawan mereka.
Dantai-jissen
ini adalah pertarungan lima lawan lima, dan tim yang berhasil mendapatkan 3 kemenangan akan maju ke babak selanjutnya.

Shuriken

Shuriken

Shuriken (手裏剣;"hand hidden blade") adalah senjata tradisional Jepang yang pada umumnya digunakan untuk melempar lawan, dan kadang digunakan untuk menusuk dan memotong arteri lawan. Shuriken dibuat dari jarum, pisau, dan bahan logam lain. Shuriken adalah senjata yang paling sering digunakan setelah katana dan naginata.

Ilmu beladiri yang menggunakan shuriken disebut shuriken-jutsu, shuriken-jutsu pada dulunya diajarkan di perguruan ninja.

Shuriken dikenal dengan sebutan "Bintang Ninja"

Ninjutsu

Ninjutsu


The kanji for "ninja."
Ninjutsu
(忍術)

Nama lain Ninjitsu; Ninpō
Fokus Multi-disiplin
Tingkat kekerasan Non-kompetitif
Negara asal Bendera Jepang Japan
Pencipta Tidak diketahui secara pasti
Seni pendahulu tidak ada pendahulu
Olahraga Olimpiade Tidak


Ninjutsu (忍術 ?) kadang-kadang dapat diganti dengan kata ninpō (忍法 ) adalah Seni bela diri, strategi, dan taktik di medan perang dan gerilya yang dilakukan oleh shinobi (juga disebut diluat Jepang sebagai Ninja). Ninja Wanita disebut Kunoichi. Saat ini ada beberapa gaya modern dari seni bela diri ini, menurut Koryu.com, tidak semua variasi tersebut berhubungan dengan sejarah ninjutsu di Jepang yang dulu disebut dengan koryū.

Etimologi

Huruf Utama nin ( ) terdiri dari dua karakter. Karakter atas ha () berarti "ujung pedang", dan karakter bawahnya kokoro ( ) mempunyai arti "jiwa" atau "hati". Kanji 刀 berarti "pedang" atau "blade", Kanji 刃 mempunyai arti "ujung pedang." Jika kedua kanji digabungkan mempunyai arti "menyusup", "kerahasiaan", "ketahanan", and "ketekunan".Jutsu () mempunyai arti "seni" atau "teknik". ( ) berarti "pengetahuan", "prinsip" ketika digabungkan dengan imbuhan "nin" mempunyai arti seni ninja, lebih tinggi dari ninjutsu. Pandangan saat ini adalah ninjutsu hanyalah mengenai kerasiahaan dan menyusup. Tetapi, para praktisi dari bidang ninjutsu berkata bahwa ninjutsu diperlukan agar kita memperoleh ketahanan untuk menghadapi hidup yang keras.

Kyuurai Jujitsu

Kyuurai Jujitsu

Kyuurai Jujitsu adalah nama seni bela diri tradisional Jepang kuno yang ada di Indonesia. Bela diri ini dibawa pertama kali ke Indonesia oleh seorang insinyur metalurgi yang diperbantukan untuk pembangunan jaringan pipa di Jawa Tengah bernama Kiyoshi Nakayama (1913-1999). Berkebangsaan Jepang yang dilahirkan di ibukota lama Jepang Kyoto. Dikenal menguasai pengobatan dengan buah-buahan dan sayuran yang menjadi alat bantu pengobatan totok jari (kyusho). Bermukim sekitar 5 tahun di kota Yogyakarta.

Di Indonesia perguruan ini mulai menerima siswa baru pada 15 Februari 2000. Giri untuk mengembangkan di Indonesia diberikan kepada Kyoshi Yon-Dan Darmawan Pusponegoro. Kini telah berkembang di berbagai kota di Indonesia seperti di Bandung, Bogor, Jakarta, dan Batam.

Kata (bela diri)

Kata (型 atau 形 secara literal berarti: "bentuk") adalah kata Jepang yang berarti rangkaian gerakan terpola yang dilatih dan dihapalkan berulang-ulang baik sendiri (solo) maupun berpasang-pasangan. Kata digunakan dalam banyak seni bela diri Jepang dan Okinawa seperti aikidō, iaidō, jōdō, jūdō, jūjutsu, kendō, dan karatedō. Selain bela diri, kata juga digunakan dalam beberapa seni tradisional Jepang lainnya seperti kabuki dan chadō.

Koshi no mawari

Koshi no mawari


Koshi no Mawari Jujitsu adalah suatu seni bela diri Jujitsu tradisional Jepang yang berkembang atau berdasarkan pada gerak pinggang yang melingkari lawan. Seni bela diri ini di negeri Jepang sudah sangat sulit dicari. Ada dugaan kuat bahwa gaya gerak ini telah punah.

Kenyataan ini dimungkinkan karena aliran ini semenjak jaman dahulu tidak membuat suatu sekolah pengajaran beladiri seperti halnya tenjin sinjo ryu, shinkage ryu, daito ryu, dan lain-lain. Mereka hanya dikembangkan dalam kalangan terbatas seperti keluarga dekat dan para sahabatnya.

Di beberapa kota di Indonesia seperti Batam, Jakarta dan Bandung masih ada perguruan tradisional yang mengajarkan cara bertarung dengan gaya ini.

Kihon

Kihon

Kihon (基本, きほん ) adalah istilah Jepang yang berarti "dasar" atau "fundamental." Istilah ini merujuk pada teknik-teknik dasar yang diajarkan dan dilatih pada seni bela diri Jepang. Latihan dan penguasaan kihon sangat penting dikuasai agar praktisi dapat mempelajari teknik-teknik tingkat tinggi. Kihon secara umum terdiri dari teknik berdiri, pukulan, tendangan, tangkisan, dan tusukan.

Kihon biasanya dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang, mulai dari murid tingkat dasar hingga yang sudah mencapai tingkat tinggi (misalnya sabuk hitam).

Kempo

Kempo


Kenpō

Nama lain Seni bela diri China, Kempo, Quan fa, Ryukyu Kempo
Fokus Tangan kosong striking dan Pergumulan berdiri
Negara asal Bendera Republik Rakyat CinaBendera JepangTemplat:Country data Ryūkyū Kingdom China, Japan, dan Ryukyu
Seni pendahulu Kung Fu, Karate, Jujutsu
Praktisi ternama James Mitose, Shigeru Nakamura
Kempo
Nama Tionghoa
Hanzi: 拳法

Nama Jepang
Kanji: 拳法
Hiragana: けんぽう

Kempo adalah nama generik untuk beberapa aliran Seni bela diri yang berasal dari Jepang dan banyak menggunakan permainan tangan. Jadi bukan nama satu aliran saja melainkan nama dari banyak aliran dan metode. Arti dari Kempo sendiri adalah beladiri dengan permainan tangan (didalam bahasa Mandarin disebut Quanfa).

Adapun beberapa aliran Kempo yang terkenal di Jepang dan negara-negara Barat adalah:

  1. Tenshin Koryu Kempo, seni beladiri yang sudah berusia ratusan tahun sejak sebelum zaman Tokugawa (Era Meiji). Guru besar terakhir dari aliran ini adalah Ueno Takashi. Beladiri Tenshin Koryu Kempo ini berasal dari kombinasi antara Jujutsu aliran Shinto Tenshin-ryu, teknik persenjataan dan tangan kosong Asayama Ichiden-ryu dan Shinto Muso-ryu dengan jurus Daken Taijutsu aliran Hontai Kijin Chosui-ryu Kukishinden Daken Taijutsu. Salah satu pewaris dari aliran ini adalah grandmaster Shoto Tanemura dari Genbukan Dojo
  2. Nihon Kempo, seni beladiri modern hasil ciptaan Master Masaru Sawayama. Beladiri yang unik dan merupakan kombinasi teknik pukul-tendang dari Karate dengan teknik bantingan dan pergumulan dari Judo dan Jujutsu. Sekarang sudah menjadi sebuah olahraga yang diminati di berbagai negara.
  3. Kosho-ryu Kempo, seni beladiri turun temurun dari keluarga Mitose. Grandmaster terakhir dari aliran ini adalah Masayoshi Mitose yang kemudian menurunkan ilmunya kepada murid-muridnya yang berkebangsaan Amerika. Sehingga aliran Kempo ini dikenal dengan nama American Kenpo Karate.
  4. Shorinji Kempo, seni beladiri berasal dari gabungan Indo Kempo (Ilmu Bela diri dari India) dan ilmu ketabiban Tiongkok kuno yang diciptakan oleh Bodhidharma/ Dharma Taishi/ Tatmo Cowsu seorang biksu Buddha untuk diberikan kepada calon bikhsu sebagai pendidikan keagamaan pada Zen Budhisme, pada tahun 550 M, disebarkan sesudah perang dunia ke 2 oleh So Doshin.


VisiTor :

free counters

Template by:
Free Blog Templates

 

Strider Hien Running Animation Pictures, Images and Photos